Faktanya, di dunia sekitar 500 ribu wanita didiagnosa menderita kanker serviks dan rata-rata 270.000 kematian setiap tahunnya atau dengan kata lain setiap dua menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
Sementara di Asia, kanker serviks merupakan penyakit kanker pada wanita kedua terbanyak diderita dan lebih dari setengah wanita Asia yang menderita kanker serviks meninggal dunia. Ini sama dengan 226ribu wanita yang didiagnosa menderita kanker serviks dan sebanyak 143ribu penyebab kematian atau dengan kata lain setiap 4 menit, seorang wanita di Asia Pasifik meninggal karena kanker serviks.
Menurut Dr. A. M. Puguh, SpOG, Ahli Kebidadanan & Kandungan RS Husada Jakarta, di Indonesia kanker serviks merupakan kanker nomor satu yang umum diderita wanita Indonesia. Pada tahun 2001, kasus baru kanker serviks sejumlah 2429 dari total kasus kanker, sehingga merupakan peringkat satu yaitu 25,91 persen dari keseluruhan kanker.
Umumnya kanker serviks mulai menyerang dari leher rahim ( bagian dari uterus atau rahim) dan kemudian mencapai vagina. Kanker ini akan menyebar secara bertahap bila tak terdeteksi secara dini dan diberikan pengobatan.
Lalu apa penyebab terjadinya kanker pada leher rahim?
Penyebab paling umum adalah serangan virus HPV (human papillomavirus).
Setiap wanita beresiko terjangkit kanker serviks selama hidup mereka tanpa memandang usia dan gaya hidup. Ini dikarenakan HPV merupakan virus yang umum dan mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Meski dalam berhubungan intim, pasangan dari wanita tersebut sudah mengenakan kondom, namun sayangnya penyebaran HPV tak dapat sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi HPV.
Faktor-faktor yang mendukung timbulnya kanker serviks antara lain:
- Menikah di usia muda
- Merokok
- Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
- Kehamilan yang sering
- Penyakit menular seksual
Cara mendeteksi kanker serviks secara dini adalah dengan melakukan pap smear. Test ini dapat mendeteksi awal kanker serviks dimana perubahan sel dapat diidentifikasi di leher rahim, namun Pap Smear hanya dianjurkan untuk dilakukan oleh wanita yg telah aktif dalam fase seksual, tidak dianjurkan bagi mereka yg belum aktif karena dapat merusak selaput dara.
Seperti sifat kanker pada umumnya, tak akan terlihat gejala apapun (secara fisik) pada stadium awal dari kanker serviks. Karena itulah banyak wanita ketika sudah mengetahuinya sudah terlambat. Oleh sebab itu deteksi dini penting untuk dilakukan karena dapat membantu mendeteksi perkembangan kanker serviks, meski tak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.
Bagaimana cara penularan kanker serviks ?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Nah lo, mangkanya jangan "jajan" yaa.
Semoga Bermnafaat =))
Politeness Is The Oil Which Reduces The Friction Against Each Other
Postingan Lainnya dapat Anda lihat disini::
Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK)
Tips Memilih Yoghurt
Manfaat Yoghurt
Tips Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan
Karakter Wanita dari Sepatunya