Pada awalnya perjalanan penyakit dari kanker serviks dapat berupa pembakal kanker atau lesi prakanker. Perubahan prekanker ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul atau pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Pada saat ini dapat timbul gejala seperti gangguan menstruasi, perdarahan vagina, serta keputihan.
Pendarahan vagina yang tidak normal seperti :
- Pendarahan di antara periode menstruasi yang regular.
- Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya.
- Pendarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul.
- Rasa sakit saat berhubungan seksual.
- Timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau.
- Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
STADIUM
Untuk tumbuh menjadi kanker leher rahim dibutuhkan beberapa tahun sejak sel-sel leher rahim mengalami perubahan. Sel-sel leher rahim abnormal yang bukan merupakan sel kanker namun dapat berkembang menjadi kanker disebut dengan cervical intra – epithelial neoplasia (CIN). CIN juga disebut sebagai sel-sel prekanker yang jika tidak ditangani lebih lanjut akan berpotensi untuk berkembang menjadi kanker. Namun tidak semua wanita yang memiliki CIN akan menderita kanker. Keberadaan CIN identik dengan displasia (Anonim, 2003c).
Perkembangan kanker servik meliputi displasia ringan (5 tahun), displasia sedang (3 tahun), displasia berat (1 tahun) sampai menjadi kanker stadium 0. Tahap pra kanker ini sering tidak menimbulkan gejala (92%), selanjutnya masuk tahap kanker invasif berupa kanker stadium I sampai stadium IV (Anonim, 2003).
Perkembangan kanker leher rahim dibagi menjadi 5 stadium berdasarkan ukuran tumor, kedalaman penetrasi pada leher rahim dan penyebaran kanker di dalam maupun diluar leher rahim. Stadium-stadium tersebut adalah sebagai berikut (Canavan dan Doshi, 2000) :
1. Stadium 0 : Terjadi pertumbuhan kanker (karsinoma) pada jaringan epitel leher rahim
2. Stadium I : Pertumbuhan kanker masih terbatas pada leher rahim
2.1. Ia : Secara mikroskopis, kanker telah menginvasi jaringan (terjadi penetrasi). Ukuran invasi sel kanker : kedalaman < 5 mm, sedangkan lebarnya < 7 mm
2.1.1. Ia1 : Ukuran invasi mempunyai kedalaman < 3 mm dan lebar < 7 mm
2.1.2. Ia2 : Kedalaman invasi > 3 mm dan < 5 mm, lebar < 7 mm
2.2. Ib : Terjadi lesi yang ukurannya lebih besar dari lesi yang terjadi pada stadium Ia
2.2.1. Ib1 : Ukuran tumor < 4 cm
2.2.2. Ib2 : Tumor > 4 cm
3. Stadium II : Karsinoma meluas sampai keluar leher rahim tetapi belum sampai dinding pelvis; karsinoma menyerang vagina tapi belum mencapai 1/3 vagina bagian bawah.
3.1. IIa : Belum ada parameter yang jelas.
3.2. IIb : Parameter jelas.
4. Stadium III : Karsinoma meluas ke dinding pelvis; pada pemeriksaan rektal, tidak terlihat adanya ruang kosong antara tumor dan dinding pelvis; tumor menyerang 1/3 vagina bagian bawah; pada semua kasus juga ditemukan adanya hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi.
4.1. IIIa : Kanker tidak menjalar ke dinding pelvis, tapi menyerang 1/3 vagina bagian bawah.
4.2. IIIb : Menjalar ke dinding pelvis, terjadi hidronefrosis atau kegagalan fungsi ginjal, atau keduanya.
5. Stadium IV : Karsinoma meuas melewati pelvis atau mukosa kandung kemih atau rektal.
5.1. IVa : Menyebar ke organ yang berdekatan.
5.2. IVb : Menyebar ke organ yang jauh.
Semoga Bermanfaat =))
Good manners consist of small sacrifices.
Anda dapat melihat postingan lainnya disini::
Manfaat Durian
Tips Mencegah Kanker Serviks
Penyebab Kanker Serviks
Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK)
Tips Memilih Yoghurt