Tips Agar menjadi Sahabat Mertua

Thursday, April 14, 2011 - 
Ada kesan buruk dalam relasi seorang wanita atau istri dengan mertuanya (orangtua suaminya). Banyak wanita meletakkan hubungannya dengan mertuanya dalam relasi yang antagonis. Sering kita menemukan para istri yang menaruh curiga dan prasangka buruk kepada ayah atau ibu mertuanya dalam banyak hal.

Tentunya, hal-hal yang tidak diinginkan seperti di atas haruslah dilenyapkan demi kehidupan rumah tangga yang bahagia. Di dalam bukunya, Kaifa Takuni Imra`ah Jamilah wa Mahbubah, Ru’a Yusuf menuliskan beberapa tips bagi seorang istri agar bisa menjalin hubungan harmonis dan komunkasi baik dengan mertuanya, yaitu:

1. Dia harus mengusir citra buruk tentang ibu mertuanya dari benaknya dan memosisikan ibu suaminya itu tak ubahnya ibunya sendiri. Jika suatu hari ibu mertuanya berbuat kesalahan kepadanya, maka dia harus memperlakukannya sama seperti dia memperlakukan ibunya sendiri, ketika ibunya bersalah kepadanya.

2. Dia tidak boleh menceritakan kepada suami segala sesuatu yang terjadi antara dia dengan ibu suaminya sambil menangis atau bercucuran air mata untuk menarik simpati suaminya. Karena dikhawatirkan setan akan mengintervensi sang suami dengan membisikkannya bahwa ibunya bertindak zalim dan sewenang-wenang, dan memicu kedurhakaan.

3. Seorang istri yang baik tidak akan melarang suaminya untuk memberikan sesuatu kepada ibunya (ibu mertuanya). Bahkan dia akan mendorong suaminya untuk banyak memberi kepadanya ibunya dan dia pun akan berusaha memberi mertuanya berbagai pemberian dan hadiah berharga lainnya.

4. Jika dia mengunjungi ibu mertuanya, ada baiknya dia menampakkan perhatian dengan membawa masakan atau makanan. Dia merasa enggan menjadi tamu yang merepotkan atau menyusahkan.

5. Istri yang cerdas adalah istri yang mampu menawan hati ibu mertuanya dengan kebaikan sikapnya dan kemuliaan akhlaknya. Jika di rumah ibu mertuanya ada tamu atau orang-orang diundangnya untuk datang ke rumahnya, maka dia akan membantu ibu mertuanya, dan tidak hanya duduk seperti layaknya tamu kehormatan.

6. Istri yang terhormat selalu mengajari anak-anaknya agar menghormati serta mematuhi nenek dan kakek mereka. Dia akan menanamkan kecintaan dan kasih sayang kepada keduanya di hari mereka, serta membiasakan mereka untuk mengunjungi keduanya.

7. Demikian juga, dia senantiasa mengajari anak-anaknya tata krama pada saat berkunjung ke nenek dan kakek mereka. Dia tidak akan membiarkan anak-anaknya membuat mertuanya merasa tidak nyaman. Dengan demikian, sang mertua pun selalu berharap agar mereka dikunjungi cucu-cucu mereka setiap hari.

8. Apabila ternyata dia dan mertuanya sama-sama memiliki permintaan kepada suaminya, kira-kira apa yang akan dilakukan istri? Tentunya dia tidak akan mengubah rumahnya menjadi neraka sampai suaminya mau memenuhi permintaannya terlebih dulu sebelum memenuhi permintaan mertuanya. Dia pasti akan menginstruksikan suaminya untuk mendahulukan permintaan ayah dan ibunya. Pastinya dia tidak akan menyulut api kemarahan dan kebencian serta mengerek bendera boikot antara dirinya dengan suami hanya karena permintaannya terakhir dipenuhi. Karena jika mertuanya melihat sikap mengalah, itsar (mendahulukan orang lain), dan penghormatan menantunya, maka keduanya tentu akan mengalah dalam banyak hal nantinya.

    ...solidaritas seorang menantu itu harus lebih besar, karena bagaimana pun faktanya, si menantu hidup dalam masa yang berbeda dengan mertuanya...


Semoga Bermanfaat =))




Recognize the small things . . . they usually mean the most.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...